KONDISI LINGKUNGAN
KOTA DENPASAR
( BALI )
KOTA DENPASAR
( BALI )
Bali adalah nama salah satu provinsi di
Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari
provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga
terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida,
Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang
terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk
agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai
tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya
bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata
dan Pulau Seribu Pura.
Dalam
artikel ini saya akan membahas tentang kondisi lingkungan kota Denpasar yang merupakan. Ibukota provinsi
bali:
Kecamatan
|
Penduduk
|
Luas (Km2)
|
Kepadatan
|
Denpasar Selatan
|
261.000
|
49,99
|
5.221
|
Denpasar Timur
|
145.200
|
22,31
|
6.508
|
Denpasar Barat
|
242.100
|
24,06
|
10.062
|
Denpasar Utara
|
185.600
|
31,42
|
5.907
|
Kota Denpasar
|
833.900
|
127,78
|
6.526
|
Denpasar
segera mendekati status sebagai kota metropolitan (jumlah penduduk minimal satu
juta jiwa). Selain sebagai ibukota Provinsi Bali, Denpasar juga merupakan
satu-satunya kota otonom di Provinsi Bali. Luas Kota Denpasar 127,78 km2 dengan
jumlah penduduk 833.900 jiwa (tahun 2012), sehingga kepadatan penduduknya
mencapai 6.526 jiwa per km2. Denpasar meliputi empat kecamatan, Denpasar
Selatan merupakan kecamatan dengan wilayah paling luas dan penduduk paling
banyak; Denpasar Barat merupakan kecamatan paling padat penduduknya.
Keadaan fisik Kota
Denpasar dan sekitarnya telah sedemikian maju serta pula kehidupan
masyarakatnya telah banyak menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan. Denpasar
menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industri
dan pusat pariwisata yang terdiri dari 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar
Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Utara. Selepas dari hal
tersebut masih ada beberapa yang menjadi persoalan di kota denpasar khusunya
masalah lingkungan yang masih sering terjadi.
Berikut adalah beberapa
masalah lingkungan yang terjadi di kota Denpasar yaitu:
1.
Masalah Sampah
Perilaku serta kesadaran warga tidak membuang sampah
sembarangan, masih dirasakan menjadi kendala utama dalam mewujudkan komitmen
menjadikan Kota Denpasar selalu bersih dan asri. Pemerintah Kota Denpasar,
tampaknya sangat menyadari kondisi itu. Sampah juga mengakibatkan Kawasan Sanur
yang merupakan wilayah pesisir Kota Denpasar yang potensial bagi pariwisata menjadi
terancam akibat pencemaran sampah tersebut yang tidak dikeloa secara optimal
baik oleh masyarakat maupun istansi terkait. Disamping ancaman tersebut ada
ancaman yang bersifat lebih meluas yaitu abrasi pantai. Abrasi pantai ini telah
berdampak pada rusaknya morfologi pantai, yang berarti juga merusak keasrian
Pantai Sanur yang menjadi primadona wisata. Limbah yang dibuang langsung ke
perairan, timbulan sampah menimbulkan pencemaran air sungai, air laut dan
berujung pada ancaman terumbu karang di Pantai Sanur. Karenanya, dipandang
perlu adanya perubahan pola penanganan sampah.
2 2. Terbatasnya
sumber air bersih
Kecenderungan eksploitasi air tanah
di Kota Denpasar terus terjadi, terbatasnya sumber air
bersih mengakibatkan pemakaian air bawah tanah melalui sumur bor meningkat
pesat dan menjadi tren masyarakat. Sementara sumur gali (dangkal) di sebagian
besar wilayah Kota Denpasar sudah tidak layak sebagai bahan baku air minum,
namun sebagian masyarakat masih mengandalkan sumur gali untuk pemenuhan air
sehari-harinya. Pencemaran air bawah tanah terutama diakibatkan oleh sanitasi
yang kurang baik seperti adanya rembesan air limbah rumah tanggga, hotel
laundry industri dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat membahayakan bagi
kesehatan penduduk pengguna air sumur tersebut. Sumur gali yang terdapat pada
rumah-rumah penduduk kebanyakan dibuat dekat dengan permukaan tanah (dangkal)
sehingga rentan mengalami pencemaran.
Dengan
beberapa masalah yang terjadi perlu adanya beberapa perbaikan secara menyeluruh
tidak hanya satu yang dapat teratasi namun segala sektor yang dapat merugikan
masyarakat sekitar khususnya di kota Denpasar-Bali.
Penanganan sampah secara swakelola sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan
peran serta masyarakat agar peduli terhadap lingkungan terutama masalah sampah.
Kemudian sebagai salah satu tempat wisata paling banyak pengunjung pemerintah
kota setempat harus menjaga keindahan pariwisata tersebut dengan menggerakan
masyarakat dalam membersihkan sampah-sampah yang berserakan di area wisata
tersebut dengan cara:
1 1. Memungut sampah-sampah yang ada di kawasan wisata
dan dipilah menjadi sampah organik dan anorganik.
Sampah organik akan diubah menjadi kompos dengan teknik pengomposan. Sedangkan sampah anorganik berbentuk
plastic dapat didaur ulang menjadi produk-produk lain yang berguna.
2 2. Unit pengolahan sampah termasuk para
pekerjanya harus iperhatikan kesejahteraannya karena unit pengolahan sampah ini
sangat penting untuk mengelola sampah dan oleh sebab itu unit ini memiliki
dampak bagi kemajuan suatu obyek wisata
3 3. Berdayakan para penghuni LP (Lembaga
Pemasyarakatan) agar dapat lebih berguna dalam membantu masyarakat.
4 4. Libatkan warga sekitar dalam
membersihkan sampah, seperti pelajar, pecinta alam,petugas pemda (tugas utama
mereka), TNI dan lain-lain setiap minimal seminggu sekali
5 5. Berdayakan
para pengangguran untuk membersihkan sampah agar mereka mendapat pekerjaan yang
positif.
KESIMPULAN
Masyarakat yang kreatif dan
“berkelas” mampu mengelola, mengolah sampah agar tidak sampai pada tingkat
mengganggu “penciuman” ruang publik atau pemandangan yang menjijikkan. Tanpa
perlu menyalahkan pihak manapun, memang sudah menjadi tanggung jawab dan
kesadaran tersendiri suatu masyarakat untuk mengelola sampah yang ramah
lingkungan. sehingga masalah yang masih menyelimuti kota denpasar khususnya
yaitu sampah. Dapat teratasi dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi
masyarakat itu sendiri dan sekitarnya.
SUMBER