Pengambilan risiko
adalah hal yang prinsip dan wajar dalam merealisasikan potensi sendiri sebagai
wirausaha. Para wirausaha pada umumnya menyukai pengambilan risiko usaha karena
ingin berhasil di dalam mengelola usaha atau bisnisnya. Pengambilan risiko
dalam hidup melibatkan suatu kendala akan peristiwa-peristiwa yang terjadi,
perhatian akan masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Orang berhasil
bukan sekadar karena melalui tahap pencapaiannya, tapi juga siap menerima
resiko yang timbul, tetapi dalam mengambil resiko kita tidak boleh ceroboh
harus di pikir secara matang sebelum melakukan tindakan dan dalam mengambil
resiko pun harus dilakukan demi kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang
lain yang terlibat dalam suatu kasus yang ditimbulkan dan jangan dilakukan
mengambil resiko yang bersifat buruk. Seperti contoh halnya kita membantu orang
yang melakukan kejahatan karna kondisi yang mendesak disebabkan faktor uang
dsb. Hal seperti ini yang harus dihindari karna hasil yang didapatkan tidak
akan baik pada diri kita. Saya pernah dihadaapkan suatu kasus dimana saya harus
memilih “Apakah tetap melanjutkan atau tidak” sebelum saya masuk di kampus UMB
saya mempunyai kerjaan disuatu perusahaan jasa hampir 1 bulan. Tetapi tidak
lama kemudian saya sudah mulai masuk kampus sedangkan pekerjaan masih berlanjut
setelah saya jalankan ternyata berdampak pada aktifitas belajar saya dan
kondisi kesehatan. Lalu saya berpikir jika saya berhenti bekerja maka saya
kehilangan materi, tetapi setelah dipikir secara matang akhirnya saya
memutuskan untuk berhenti bekerja dengan segala resiko yang ada yaitu: Tidak
mendapatkan gaji selama saya bekerja, perusahaan membenci saya karna keluar
tanpa seijin atasan. Tetapi dengan keyakinan yang kuat menerima semua resiko
akhirnya semua yang berdampak negatif berubah menjadi positif dan hasil yang saya
dapatkanpun berujung manis untuk sekarang dan kedepannya.