Container Icon

RINGKASAN JURNAL ILMIAH LINGKUNGAN



KADAR PESTISIDA ORGANOKLORIN DALAM AIR
DAN SEDIMEN DI PERAIRAN BANGKA BELITUNG

Khozanah Munawir
Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta
Jalan Pasir Putih Ancol Jakarta Utara

Abstrak  :  Pnelitian  kadar  pestisida  organoklorin  di  perairan  Bangka-Belitung,  telah  dilakukan  pada  bulan Agustus 2004 menggunakan kapal penelitian Baruna Jaya VII.  Contoh air diambil pada 9 stasiun dan contoh sedimen 12 stasiun. Kadar pestisida diukur menggunakan alat Kromatografi Gas dengan detektor penangkap elektron dan kolom kapiler WCOT Cp SIL 8 CB. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kadar total pestisida organoklorin pada kolom air berkisar antara 0,028    0,174 ppt, sedang kadar pada sedimen berkisar  antara tak  terdeteksi  (ttd)    0,077  ppb.  Hasil  tersebut  menunjukan  bahwa  kadar  total  pestisida  organoklorin  di perairan  Bangka  Belitung  dalam  air  maupun  sedimen  masih  rendah,  jauh  di  bawah  baku  mutu  yang diperbolehkan dalam perairan untuk biota laut yang  telah ditetapkan oleh Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup(ANONIM, 2004).

Kata kunci : pestisida organoklorin, Bangka-Belitung.


PENDAHULUAN
Propinsi Bangka dan Belitung merupakan salah satu propinsi di  Indonesia penghasil
timah  yang besar disamping lada. Tambang timah selain diambil dari daratan juga diambil
dari perairan laut.  Kegiatan penambangan timah ini dilakukan oleh pemerintah, swasta dan
penduduk.  Adanya  kegiatan  penambangan  timah  ini  menyebabkan  terjadinya  kerusakan
lingkungan  baik  lingkungan  darat  maupun  laut.  Di  lingkungan  daratan  tanah  bekas  galian
yang  sudah  habis,  tambang  timahnya  kemudian  ditinggalkan  begitu  saja  sehingga  terjadi
lobang-lobang besar yang pada musim penghujan menjadi danau.   Apabila keadaan ini tidak
segera ditanggulangi oleh pemerintah setempat maka kerusakan lingkungan daratan menjadi
parah.  Pengambilan  timah  yang  ada  di  laut  menyebabkan  hilangnya  biota  bentos  sehingga
ekosistem perairan menjadi terganggu.

BAHAN DAN METODE
Lokasi  pengambilan  contoh  air  dan  lumpur  dilakukan  di  perairan  Bangka  Belitung
pada bulan Agusdtus 2004. Pengamatan pestisida dilakukan terhadap contoh air dan lumpur.
Contoh air dikumpulkan dari 9 stasiun pengamatan, yaitu: stasiun 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 12 dan
13. Sedangkan contoh lumpur diambil dengan grab sebanyak 12 stasiun yaitu stasiun: St 2, 3,
4, 6, 7, 8 , 9, 10, 11, 12, dan 13. (Gambar 1).
Contoh  air  untuk  analisa  pestisida  sebanyak  20  liter  dikumpulkan  dalam  drum
“stainless  steel”.  Proses  selanjutnya  mengikuti  metoda  yang  digunakan  oleh  Holden  &
Marsden,  (1969);  Grave  &  Gravenstuk,  (1975);  Duinker  &  Hillebrad,  (1978)  yaitu  sebagai
berikut. Contoh air sesegera mungkin disaring dengan filter GFC (Glass Fiber type C) dengan
cara  sistem  tertutup   dengan  menggunakan  gas  nitrogen.  Kemudian,  contoh   diekstraksi
dengan n- hexan p.a menggunakan alat ekstraksi “ISSABELLE” secara kontinyu. Selanjutnya
contoh diuapkan menjadi 1 ml dengan menggunakan  alat Kuderna Danish, lalu “clean up”
dengan  Alumina  WB  5  basic,  dilanjutkan  dengan  pemisahan  fraksi  polar  dan  kurang  polar (fraksionisasi) dengan menggunakan silika Merck 7754.

Gambar 1. Stasiun penelitian lingkungan di perairan timur Pulau Bangka.
       Gambar 1. Stasiun penelitian lingkungan di perairan timur Pulau Bangka.

HASIL BAHASAN
Kadar  total  pestisida  organoklorin  dalam  sedimen  di  perairan  Bangka  Belitung
berkisar antara tidak terdeteksi (ttd) - 0,077 ppb dengan rata-rata sebesar 0,027 ppb (Tabel 2).
Kadar  total  pestisida  tertinggi  ditemukan  pada  St.5  sebesar  0,077  ppb,  dengan  lima  jenis

Jurnal Lingkungan Tropis, vol. 1, no. 1,  Maret 2007: 25-33

pestisida  organoklorin.  Jenis  pestisida  tersebut  adalah  Endrin,  Heptaklorepoxide  (Hepox),
Endodulfan I dan Endrin Aldehid. Dibandingkan dengan kadar pestisida dalam kolom airnya,
kadar pestisida dalam sedimen ini jumlahnya lebih rendah.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 18 jenis pestisida yang ditemukan, maka total
kadar  pestisida  pada  daerah  tersebut  masih  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan  kadar
pestisida dalam lumpur di perairan muara Sungai Kuala Tungkal, Jambi (Munawir. K, 1997).
Hal  ini  kemungkinan  disebabkan  karena  di   Bangka  Belitung  belum  banyak  digunakan
pestisida.  Untuk  pembanding  dengan  data  luar  Indonesia  sangat  susah  dilakukan,  karena
pestisida organoklorin sudah lama tidak digunakan.

KESIMPULAN
Pestisida organoklorin  dalam air di perairan Bangka Belitung belum melewati Baku
Mutu untuk kehidupan biota laut, sedangkan pestisida dalam sedimen masih tergolong relatif
rendah  jika  dibandingkan  di  beberapa  perairan  Indonesia.  Jenis  pestisida  dalam  air  yang
sering terdeteksi  paling dominan hampir seluruh lokasi adalah jenis pp-DDT, pp-DDD, ppDDE,  Endrin,  Endosulfan  I,  Beta-BHC,  Gama-BHC,  dan  Endrin  Aldehid.  Pestisida  ini
berasal dari daratan, yaitu kawasan pertanian dan perkebunan, yang dapat terbawa air hujan
masuk ke Perairan Bangka Belitung dan sekitarnya.

Daftar Pustaka
Anonim. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tentang Baku Mutu Air Laut
            untuk kehidupan Biota Laut, 2004.
Butler, P. “A Pesticides in the Marine Environment.” Journal Application of Ecology 3 (1966): 253-259.Duinker, J.C and M.TH. J.  Hillerbrand    “Minimizing  Blank Values  in  Chlorinated
            Hydrocarbon Analysis.”  J. Chrom. 150 (1978) : 195-199.
Duinker, J.C and M.TH.J.Hillerbrand.  “Determination of Selected Organochlorine Seawater.” 
            In  :  Methods of seawater analysis (K.  Grasshof,  M.  Erhardt  and K.  Kremling  eds.).
            Verlag Cheme. Weinheim  (1978)  : 290-304.
Greve,  P.V. and W.B.F.Grevenstuk.  A.Convenient Small-Scale Clean-up Method  for  Extracts
            of  Fatty Samples with  Basic  Alumina  before  GLC  Analysis  on  Organochlorine 
            Pesticide  Residues.  Meded  Faculty Landbouwwed. Gent 40 (1975) : 1115-1124.
Holden.  A.V.  and  K.Marsden.  Single  Stage  Clean-up  of  Animal  Tissue  Extracts  for 
            Organochlorine  Residue Analysis. J. Chhrom. 44 (1969) : 481-492.
Hutagalung, H.P; D. Setiapermana and K.Munawir. Organochlorine, oil and heavy metals in
            Siak Estuary, Riau, Indonesia.  In:Proceeding  of  the  Asean-Canada  technical 
            conference  on  marine  science  Penang Malaysia ( Gary Vigers, Kah-Sin Ong, Cathy 
            Mc Pherson,  Noel Millson, Iain Watson,  Armando  Tangeds.).  Asean  marine 
            environmental  management  quality  criteria  and  monitoring  for  aquatic  life  and
            human healt protection. (1997) : 21-29.
Munawir.  K.  Pemantauan  Kadar  Pestisida  Organoklorin  di  Perairan  Muara  Sungai  Siak, 
            Riau. Dalam  : Inventarisasi  dan  Evaluasi  Lingkungan  Pesisir.  Oseanologi,  Geologi, 
            Biologi  dan Ekologi.  Ed.  D.P Kadar Pestisida Organoklorin (Khozanah Munawir) 29
Praseno,  W.S.  Atmaja,  I.  Supangat,  Ruyitno  &  B.S.  Sudibyo.  Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan Oseanologi      Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (1996) : 147-152.
Munawir.  K.  Kadar  Pestisida  Organoklorin  di  Perairan  Muara  Sungai  Kuala  Tungkal, 
            Jambi.  Dalam  : Inventrisasi  dan  Evaluasi  Potensi  Laut-pesisir  II.   Geologi,  Kimia, 
            Biologi  dan  Ekologi.  Ed. D.P Praseno,  W.S.  Atmadja,  I.  Supangat.,  Ruyitno  &  B.S. 
            Sudibyo.  Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
            Indonesia. (1997) : 31-37.
Munawir.  K.  Kadar  Pestisida  Organoklorin  di  Muara  Sungai  Musi  Palembang.
Dalam  :  Inventarisasi  dan Evaluasi  Potensi  Laut-pesisir  III.  Oseanologi,  Lingkungan 
dan  Biologi.  Ed.  D.P.Praseno,  W.S. Atmadja,  I.  Supangat,  Ruyitno  &  B.S. 
Sudibyo.  Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan  Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. (1998) : 27-33.
Munawir.  K.  Pestisida  organoklorin  dalam  Air  dan  Sedimen  di  Muara  Way  Kambas  dan 
            Way  Sekampung, Lampung.  Dalam  :  Pesisir  dan  pantai  Indonesia  VI.  Ed.  W.S. 
            Atmadja,  Ruyitno,  B.S.  Sudibyo,  I.Supangat, H.P. Hutagalung, A.S. Genisa dan
            Sunarto. Pusat Penelitian dan Pengembangan OseanologiLembaga Ilmu Pengetahuan
            Indonesia. (2001) : 229- 239.
Munawir. K.  Kadar pestisida organoklorin di perairan muara sungai Asahan Tanjung Balai,
            Sumatera Utara. Dalam  : Pesisir dan pantai Indonesia VI. Ed.  W.S.  Atmadja,  Ruyitno,
            B. S.  Sudibyo,  I.  Supangat, H.P.Hutagalung,  A.S.  Genisa,  Sunarto,  H.  Sugiarto. 
            Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan  OseanologiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
            (2001) : 193- 201.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS