Container Icon

14.1 PEMAHAMAN KEBIJAKAN MONETER



2. Jelaskan tujuan dari Kebijakan Moneter dan bagaimana caranya agar tujuan tersebut dapat tercapai !
JAWABAN:

Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja.
Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentra menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti berikut...
  • Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. 
  • Kebijakan Diskonto (Discount Policy): Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung. 
  • Kebijakan Cadangan Kas : Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinjamkan. 
  • Kebijakan Kredit Ketat : Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. 
  • Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) : Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman. 

Gambar:

ContohKasus:

Kebijakan Moneter Ditelan Kasus Century
Selain karena, Bank Indonesia hampir pasti mempertahankan suku bunga BI Rate tetap 6,5%, tidak ada yang menarik lagi dari kebijakan moneter yang diambil. Justru masalah kredibilitas bank sentral kembali disorot sejak munculnya kasus Bank Century.Analis Ekonomi Citibank NA menjelaskan bahwa Bank Indonesia diperkirakan akan tetap menjaga suku bunga BI Rate dalam RDG 3 Desember besok. Ditahannya suku bunga tersebut ditandai belum adanya sinyal yang jelas dari Bank Indonesia .Gerak kebijakan moneter bank sentral memang kembali gontai. Langkah Bank Indonesia mengembalikan kredibilitasnya yang terkoyak karena pucuk pimpinan bank sentral itu harus dibui, ibarat panen yang dihapus oleh hujan semalam.Pergantian manajemen, masuknya orang-orang luar Kebon Sirih seperti Darmin Nasution maupun Boediono untuk menggantikan orang-orang dilakukan untuk membersihkan bank sentral. Namun kali ini, justru Boediono yang disebut-sebut bakal menjadi korban atas kasus yang kini menggelinding bak bola salju. Seperti menemukan amunisinya, para politisi langsung menggagas hak angket. Tarik ulur di parlemen cukup alot karena memang pemerintah mendominasi anggota parlemen. Mekanisme check and balances yang idealnya dilakukan legislatif menjadi salah satu poin penting bagaimana individu-individu di parlemen memaknai keterwakilan rakyat dalam kinerja mereka.Sementara dilain sisi, roda perekonomian harus tetap berputar. Kebijakan moneter yang ampuh dan bank sentral yang kredibel tetap merupakan sesuatu yang mutlak untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang keuangan.Apalagi menurut Analis Citibank NA Monica Ratnaputri inflasi November turun 2,41% year on year, sedikit di bawah prediksi Citi diangka 2,7%. Dengan turunnya angka inflasi akibat melemahnya perekonomian, terbuka kemungkikan bahwa inflasi akhir tahun akan di bawah target yang dicanangkan BI di level 3,5-5,5%, bahkan bisa dibawah 3,2%, jelasnya.Salah satu penyebabnya adalah ekspor impor yang tidak perform dan trade surplus yang cenderung meningkat pada Oktober. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan moneter yang mendukung perekonomian bangsa.Pengabaian terhadap hal-hal tersebut disebabkan karena terlenanya pemerintah dalam mengurusi hot issues atau opini publik yang berkembang hanya akan lebih fatal dan negatif bagi perekonomian Indonesia. Tentu proses-proses yang telah berjalan harus dituntaskan, namun pemerintah idealnya juga mengambil kebijakan pararel untuk memperkuat kredibilitas BI, serta menunjukkan bahwa kondisi bank sentral tidak banyak terpengaruh terhadap kasus yang saat ini mencuat.Bukan sebaliknya, malah larut dalam konflik yang terjadi. Kalau melihat situs BI di pojok kanan link khusus info terbaru justru berisikan berbagai penjelasan mengenai konflik Bank Century, mulai dampak sistemik, tanya jawab Bank Century dalam pengawasan khusus dan penjelasan mengenai audit investigatif. Ini menunjukkan pembenaran-pembenaran yang dilakukan Bank Indonesia atas berbagai tudingan miring yang dialamatkan ke tubuh bank sentral. Seyogyanya informasi mengenai kronologis peristiwa yang terjadi bisa dikemas dengan cantik dan menjauhkan persepsi dari hanya sebuah pembenaran belaka.




SUMBER:


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

14.1 PEMAHAMAN KEBIJAKAN MONETER



1.         Jelaskan Pengertian dari Kebijakan Moneter dan Sebutkan Jenis-jenisnya !
JAWABAN:

adalah langkah-langkah yang diambil penguasa moneter (Bank Sentral atau Bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Kebijakan berasal dari kata bijak, ditambah dengan imbuhan ke-an. Kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya keuangan atau mengenai keuangan. Jadi, menurut artinya katanya kebijakan moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dibagi atas dua macam atau jenis. Jenis-Jenis kebijakan moneter adalah sebagai berikut
  • Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary expansive policy) : Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter ekspansif juga disebut dengan kebijakan moneter longgar (easy money policy). 
  • Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy) : Kebijakan moneter kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan moneter kontraktif disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). 

Grafik:




SUMBER:



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

13.1 INFLASI




2. Apa dampak Inflasi dan Bagaimana cara mengatasinya ?
JAWABAN:

Inflasi mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada tingkat keparahannya.
Cara mengatasinya:
Berikut ini beberapa kebijakan pemerintah dalam mengendalikan inflasi.
1.      Kebijakan  Moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.
2.      Kebijakan  Fiskal
Bagaimana kebijakan fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.
3.      Kebijakan  Non-Moneter dan      Non-    Fiskal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.

Gambar:



ContohKasus:

Kasus Inflasi bangsa Zimbabwe
Studi   Kasus  Inflasi
Bangsa Zimbabwe adalah sebuah negara kecil yang terletak di bagian selatan benua Afrika. Bangsa ini berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris sampai tahun 1965, ketika sebuah perjuangan untuk kemerdekaan dimulai. Tepat tahun 1979 pemilu pertama diadakan. Dalam pemilu, Robert Mugabe menang besar, dan telah diambil pada peran utama sebagai 'pemimpin' negara.

Meskipun ekonomi tumbuh rata-rata lebih dari 4% per tahun antara 1980-1990. Dekade berikutnya melihat pertumbuhan yang lebih, tapi ini semua berubah pada tahun 2000. Hasil dari program 'land reform' tidak mendistribusikan tanah pertanian subur cukup cepat, yang sampai saat itu telah ditetapkan oleh aturan “Saya beli, Anda harus jual”, Robert Mugabe mulai paksa mendistribusikan properti pada tahun 2000. Hal ini sering disebut program 'fast-track land reform'.

Disinilah merupakan titik balik utama bagi perekonomian mereka. Pertanian merupakan ekspor utama Zimbabwe, dan banyak peternakan yang sebelumnya memproduksi dan mengekspor tanaman di luar negeri kini dialihkan ke tangan orang lain, dalam banyak kasus, peternakan mereka berada di tangan pejabat pemerintah yang tidak tahu bagaimana bertani. Inflasi pada tahun 2000 di Zimbabwe lebih dari 55%, tetapi hanya satu tahun kemudian pada tahun 2001 inflasi telah mencapai lebih dari 112%. Sebagai referensi, ini adalah gambar dari catatan dalam mata uang dolar Zimbabwe pada saat itu:
Tanah terus didistribusikan, modal terbang keluar negeri. Investor kehilangan kepercayaan yang diinvestasikan ke Zimbabwe, dan tidak ingin mengambil risiko memiliki modal mereka terikat dengan rezim Mugabe. Inflasi pada tahun 2003 adalah 598%. Dolar Zimbabwe mulai runtuh.

Setelah inflasi menjadi tidak terkendali, butuh waktu untuk memulihkan perekonomian Zimbabwe. Contoh tersebut juga ditakutkan oleh Federal Reserve serta alasan bahwa Bank of Japan tidak memulai kebijakan yang lebih agresif mengenai pelonggaran awal resesi ekonomi mereka. Inflasi dapat menjadi hal yang baik, tetapi hanya dalam batas-batas tertentu yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi lebih bergairah.





SUMBER:


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS