2. Jelaskan tujuan dari Kebijakan Moneter dan
bagaimana caranya agar tujuan tersebut dapat tercapai !
JAWABAN:
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga
kestabilan ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan
kerja.
Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentra
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti berikut...
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
- Kebijakan Diskonto (Discount Policy): Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
- Kebijakan Cadangan Kas : Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinjamkan.
- Kebijakan Kredit Ketat : Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
- Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) : Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman.
Gambar:
ContohKasus:
Kebijakan
Moneter Ditelan Kasus Century
Selain
karena, Bank Indonesia hampir pasti mempertahankan suku bunga BI Rate tetap
6,5%, tidak ada yang menarik lagi dari kebijakan moneter yang diambil. Justru
masalah kredibilitas bank sentral kembali disorot sejak munculnya kasus Bank
Century.Analis Ekonomi Citibank NA menjelaskan bahwa Bank Indonesia
diperkirakan akan tetap menjaga suku bunga BI Rate dalam RDG 3 Desember besok.
Ditahannya suku bunga tersebut ditandai belum adanya sinyal yang jelas dari
Bank Indonesia .Gerak kebijakan moneter bank sentral memang kembali gontai.
Langkah Bank Indonesia mengembalikan kredibilitasnya yang terkoyak karena pucuk
pimpinan bank sentral itu harus dibui, ibarat panen yang dihapus oleh hujan
semalam.Pergantian manajemen, masuknya orang-orang luar Kebon Sirih seperti
Darmin Nasution maupun Boediono untuk menggantikan orang-orang dilakukan untuk
membersihkan bank sentral. Namun kali ini, justru Boediono yang disebut-sebut
bakal menjadi korban atas kasus yang kini menggelinding bak bola salju. Seperti
menemukan amunisinya, para politisi langsung menggagas hak angket. Tarik ulur
di parlemen cukup alot karena memang pemerintah mendominasi anggota parlemen.
Mekanisme check and balances yang idealnya dilakukan legislatif menjadi
salah satu poin penting bagaimana individu-individu di parlemen memaknai
keterwakilan rakyat dalam kinerja mereka.Sementara dilain sisi, roda
perekonomian harus tetap berputar. Kebijakan moneter yang ampuh dan bank
sentral yang kredibel tetap merupakan sesuatu yang mutlak untuk mendukung
kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang keuangan.Apalagi menurut Analis
Citibank NA Monica Ratnaputri inflasi November turun 2,41% year on year,
sedikit di bawah prediksi Citi diangka 2,7%. Dengan turunnya angka inflasi
akibat melemahnya perekonomian, terbuka kemungkikan bahwa inflasi akhir tahun
akan di bawah target yang dicanangkan BI di level 3,5-5,5%, bahkan bisa dibawah
3,2%, jelasnya.Salah satu penyebabnya adalah ekspor impor yang tidak perform
dan trade surplus yang cenderung meningkat pada Oktober. Oleh karena itu
dibutuhkan kebijakan moneter yang mendukung perekonomian bangsa.Pengabaian
terhadap hal-hal tersebut disebabkan karena terlenanya pemerintah dalam
mengurusi hot issues atau opini publik yang berkembang hanya akan lebih
fatal dan negatif bagi perekonomian Indonesia. Tentu proses-proses yang telah
berjalan harus dituntaskan, namun pemerintah idealnya juga mengambil kebijakan
pararel untuk memperkuat kredibilitas BI, serta menunjukkan bahwa kondisi bank
sentral tidak banyak terpengaruh terhadap kasus yang saat ini mencuat.Bukan
sebaliknya, malah larut dalam konflik yang terjadi. Kalau melihat situs BI di
pojok kanan link khusus info terbaru justru berisikan berbagai penjelasan
mengenai konflik Bank Century, mulai dampak sistemik, tanya jawab Bank Century
dalam pengawasan khusus dan penjelasan mengenai audit investigatif. Ini
menunjukkan pembenaran-pembenaran yang dilakukan Bank Indonesia atas berbagai
tudingan miring yang dialamatkan ke tubuh bank sentral. Seyogyanya informasi
mengenai kronologis peristiwa yang terjadi bisa dikemas dengan cantik dan
menjauhkan persepsi dari hanya sebuah pembenaran belaka.