Container Icon

10.1 PEMAHAMAN INVESTASI



1.      Contoh hitungan Investasi
PT asthree mempertimbangkan investasi dengan harga 40.000.000. mesin tersebut di depresiasi dengan metode garis lurus selama 8 tahun tanpa nilai residu. mesin tersebut akan menghasilkan aliran kas bersih pertahun sebelum dikurangi pajak Rp.12.000.000. tarif pajak 50%. hitung berapa besarnya laba tunai dan berapa lama Payback Periodenya ?
JAWABAN:

Depresiasi = HP-NS = 40.000.000-0 = 5.000.000
                      UE                   8

laba tunai = laba bersih sebelum pajak + depresiasi
               = (12.000.000x50%)           + 5.000.000
               = 6.000.000 + 5.000.000
               = 11.000.000

Payback Periode = modal yang diinvestasikan   = 40.000.000  = 3,6    ( 3 tahun )
                                  aliran kas                           11.000.000
0,6 x 12 bulan = 7,2      ( 7 bulan )
0,2 x 30 hari = 6 hari

jadi perusahaan dapat memperoleh kembali modalnya dalam jangka waktu 3 tahun, 7 bulan, 6 hari

1.Depresiasi = Harga Perolehan - Nilai Sisa
                              Umur Ekonomis


2.Cash Inflow(proceed) = Earning after tax + Depresiasi

3. Discount Factor (DF) = [   1   ]  + [   2   ] + ....+ [   n   ]
                                          (1+r)1          (1+r)2            (1+r)n
4. Payback periode
jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama :
    Payback Periode = Jumlah Investasi * 1 Tahun
                                      Proceed
    jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
    jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

Gambar:

 Contoh Kasus:


Bank Mega Syariah Terseret Kasus Investasi Emas
JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus money game berkedok investasi emas Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) dan Gold Bullion Indonesia (GBI) merembet kemana-mana. Tak cuma menyeret Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menerbitkan sertifikat syariah untuk GTIS dan GBI, Bank Mega Syariah pun diduga terlibat dalam pusaran kasus investasi emas bodong itu.       Jejak Mega Syariah terekam di empat kantor cabang di Jawa Tengah, yakni Mega Syariah Cabang Semarang, Ungaran, Kendal dan Karangayu. Menurut seorang nasabah, dia dibujuk oleh karyawan Mega Syariah, bernama Fresiyanto Novendi yang juga berperan sebagai agen marketing GTIS dan GBI. Fresiyanto merayu nasabah agar mau membeli emas dengan skema fisik di GTIS dan GBI. Sebagai pemanis, Mega Syariah mengucurkan pembiayaan 60 persen dari harga pembelian emas GTIS dan GBI. Emas itu kemudian digadai ke Mega Syariah dan nasabah mendapat uang gadai 60 persen untuk kembali membeli emas di GTIS dan GBI, kemudian digadai lagi ke bank milik pengusaha Chairul Tanjung ini. Dengan cara itu, keuntungan yang mungkin didapat nasabah bisa berlipat ganda. Rayuan ini membuat nasabah tergiur. Apalagi, seringkali dana talangan diberikan lebih dulu sebelum emas diterima Bank Mega Syariah. Belakangan, masalah muncul ketika pembayaran bonus dari GTIS dan GBI macet. Saat jatuh tempo, nasabah tak bisa menebus emas, Mega Syariah lantas melelangnya. Hampir 100 persen dana hasil lelang dikuasai Mega Syariah. Sisa hasil lelang yang dikembalikan ke nasabah sangat kecil. Misalnya dari hasil lelang Rp 100 juta, nasabah hanya dapat Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Ia menuding, kerugian terjadi karena ada peran Mega Syariah. Menurutnya, di awal  kelahiran Gold Bullion Indonesia Syariah (GBIS), yang semula GBI, Mega Syariah Semarang memberikan fasilitas. "Tiga bulan pertama GBI Semarang belum punya kantor sendiri. Selama itu GBI bertransaksi di lantai 1 ruang rapat Bank Mega Syariah Semarang," kata si nasabah. Nasabah juga menuding, praktik gadai emas di Mega Syariah melanggar aturan Bank Indonesia tentang batas gadai maksimal Rp 250 juta untuk setiap nasabah. Selama tahun 2011-2013, total nilai gadai emas nasabah itu di Mega Syariah mencapai belasan miliar rupiah. Agar tak terkena aturan batas maksimal gadai, Mega Syariah diduga mengakali, dengan memecah kepemilikan dengan memalsukan identitas nasabah. Nasabah baru mengetahui hal ini ketika meminta semua fotokopi arsip surat gadai ke Mega Syariah.



SUMBER:
http://indoprogress.com/2012/08/review-2/




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS